Warisan Majapahit di Indonesia: Sumpah, Bhinneka, dan Pancasila

Warisan Majapahit di Indonesia: Sumpah, Bhinneka, dan Pancasila

Pernahkah Anda bertanya-tanya, apa yang mengikat kita sebagai sebuah bangsa yang begitu beragam, dengan ribuan pulau dan suku yang berbeda? Jawabannya, sebagian besar, terletak pada sebuah kerajaan kuno yang pernah berdiri tegak di Nusantara: Kerajaan Majapahit. Majapahit tidak hanya meninggalkan reruntuhan candi dan prasasti, melainkan sebuah warisan abadi konsep-konsep politik dan budaya yang tetap relevan hingga hari ini. Warisan ini adalah landasan bagi pembentukan Indonesia modern, sebuah cerminan dari jati diri kebangsaan kita.

Artikel ini akan membawa kita pada sebuah perjalanan yang penuh makna, mengupas warisan abadi Kerajaan Majapahit. Kita akan membahas bagaimana konsep-konsep politik dan budaya Majapahit (misalnya, Sumpah Palapa, Bhinneka Tunggal Ika) tetap relevan dan menjadi landasan bagi pembentukan Indonesia modern. Kita akan menganalisis bagaimana pengaruh Majapahit pada identitas kebangsaan kita, dan bagaimana visi masa lalu terus hidup dalam cita-cita masa kini. Ini adalah kisah tentang bagaimana sejarah menjadi jiwa sebuah bangsa.

Bhinneka Tunggal Ika: Semboyan Persatuan yang Lahir dari Majapahit

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu,” adalah jiwa dari identitas bangsa Indonesia. Semboyan ini bukanlah ciptaan modern, melainkan sebuah warisan yang berharga dari Majapahit.

  • Kitab Sutasoma: Frasa Bhinneka Tunggal Ika pertama kali muncul dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada masa Hayam Wuruk. Dalam konteks aslinya, Mpu Tantular menggunakan frasa ini untuk menyerukan toleransi agama antara umat Hindu dan Buddha di Majapahit. Meskipun mereka memiliki keyakinan yang berbeda, mereka harus tetap bersatu. Kitab Sutasoma: Sumpah Persatuan Agama
  • Landasan Indonesia Modern: Para pendiri bangsa Indonesia mengadopsi semboyan ini sebagai slogan nasional, simbol dari persatuan di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya. Bhinneka Tunggal Ika adalah bukti bahwa visi toleransi dan persatuan sudah ada di Nusantara sejak berabad-abad yang lalu. Bhinneka Tunggal Ika: Semboyan Persatuan Bangsa

Sumpah Palapa: Visi Kesatuan Nusantara

Gajah Mada, patih agung Majapahit, adalah tokoh yang paling identik dengan konsep penyatuan Nusantara. Sumpah Palapa yang diucapkannya bukan hanya sebuah janji pribadi, melainkan sebuah visi politik yang melampaui zaman.

  • Ambisi Gajah Mada: Sumpah Palapa adalah deklarasi Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Meskipun visi ini didorong oleh ambisi kekuasaan, konsep menyatukan pulau-pulau yang berbeda menjadi satu entitas politik adalah sebuah gagasan yang revolusioner. Sumpah Palapa: Visi Penyatuan Nusantara
  • Fondasi Nasionalisme: Sumpah Palapa menjadi simbol nasionalisme Indonesia. Para pendiri bangsa melihat Sumpah Palapa sebagai inspirasi untuk membangun sebuah negara yang bersatu, dari Sabang sampai Merauke. Gajah Mada adalah proto-nasionalis yang memimpikan sebuah Indonesia yang bersatu dan berdaulat. Penyatuan Nusantara oleh Majapahit

Pancasila dan UUD 1945: Landasan Ideologis yang Terinspirasi Sejarah

Para pendiri bangsa Indonesia dengan sengaja mencari akar sejarah untuk membangun identitas bangsa yang kuat. Majapahit adalah sumber inspirasi yang paling penting.

  • Sila Ketuhanan dan Persatuan: Analisis dari sejarawan dan budayawan menunjukkan bahwa Pancasila (terutama sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sila ketiga, Persatuan Indonesia) adalah cerminan visi Majapahit. Toleransi agama di Majapahit adalah fondasi bagi sila Ketuhanan, dan ambisi Majapahit untuk menyatukan Nusantara adalah fondasi bagi sila Persatuan. Pancasila adalah reinkarnasi modern dari nilai-nilai Majapahit.
  • UUD 1945: UUD 1945 juga terinspirasi oleh sistem pemerintahan Majapahit yang sentralistik namun menghormati otonomi daerah. Ide negara yang kuat namun adil adalah warisan yang terus hidup di dalam konstitusi kita. Pancasila dan Warisan Majapahit

Pengaruh Budaya dan Identitas Kebangsaan

Warisan Majapahit tidak hanya politik dan ideologis. Ia juga budaya dan identitas yang mendalam.

  • Seni dan Bahasa: Bahasa Jawa Kuno yang digunakan di Majapahit adalah fondasi bagi bahasa Indonesia. Seni ukir, wayang, dan tarian Majapahit juga terus hidup di berbagai budaya daerah.
  • Kebanggaan Nasional: Majapahit adalah simbol kebanggaan nasional, sebuah pengingat bahwa Indonesia pernah menjadi kekuatan yang besar dan berkuasa. Kisah Majapahit menginspirasi kita untuk terus berjuang untuk persatuan dan kemajuan.

Kesimpulan

Warisan Majapahit adalah jiwa bangsa Indonesia. Konsep Bhinneka Tunggal Ika dari Kitab Sutasoma Mpu Tantular mengajarkan kita toleransi, dan Sumpah Palapa dari Gajah Mada mengajarkan kita persatuan. Nilai-nilai ini hidup di dalam Pancasila dan UUD 1945, menjadi landasan bagi negara kita.

Majapahit adalah sejarah yang tidak pernah selesai, melainkan terus hidup di dalam identitas kebangsaan kita. Kisah Majapahit adalah sebuah pengingat yang kuat bahwa visi dari masa lalu dapat menjadi kenyataan di masa depan.

-(Debi)-

Tinggalkan Balasan

aqnsskrlhb-ms8d6iig_xmi1cz94kdeyt7q3jkrj_gyftbavnwln4sbmn10i8rbmpefuliimxcri6xb7qq7xq0fqr_pkegcy-fzfjicam2wv2n0wl-3fy7wz7ickgcxozqapohbulrhu4yytfcp2z_qbrtxcxw5514206257543196558
Revolusi Energi Tanpa Batas: AI Menguak Potensi Geotermal, Hidrogen Hijau, dan Energi Lautan
Perkembangan AI Terkini: Menuju Era Kecerdasan Sejati dan Tantangan di Baliknya
Menggali Lebih Dalam Grok: Bagaimana Inovasi xAI Mengubah Dinamika LLM?